Monday, March 11, 2013

Pembongkaran Misteri Orang Terbakar Dengan Sendirinya


Pembongkaran Misteri Orang Terbakar Dengan Sendirinya | Spontaneous Human Combustion (SHC) atau pembakaran spontan manusia adalah fenomena ketika seorang manusia terbakar menjadi abu tanpa sebab yang diketahui secara pasti. Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu misteri terbesar yang masih belum terjawab, bahkan setelah 350 tahun sejak kejadian pertama dilaporkan. 

Fenomena (SHC) pertama kali diketahui secara luas oleh publik dari seorang ahli anatomi Denmark bernama Thomas Bartholin. Pada tahun 1663, ia menceritakan bagaimana seorang wanita di Paris ditemukan telah menjadi abu dan asap di atas tempat tidurnya. Anehnya, permaidani tempat ia berbaring sama sekali tidak terbakar. Pada tahun 1673, fenomena ini mulai mendapat perhatian cukup besar ketika seorang Perancis bernama Jonas Dupont mempublikasikan kisah2 (SHC) yang berhasil dikumpulkannya dalam sebuah buku yang berjudul "De Incendiis Corporis Humani Spontaneis". Sejak cerita Thomas Bartholin pertama kali terdengar hingga kini, paling tidak terdapat 200 laporan mengenai peristiwa misteri ini telah berlaku....

Dari sekitar 200-an laporan yang ada, terdapat pola yang hampir sama ditemui pada semua tubuh mangsa atau lokasi kejadian. Tubuh mangsa umumnya telah terbakar habis dan hampir seluruhnya menjadi abu. Ini menunjukkan bahwa api yang membakar lebih panas dibanding api biasa. Biasanya yang tersisa dari mangsa hanyalah potongan tangan atau kaki. Pada sebagian kisah lain, perut mangsa masih tersisa sedikit, sedangkan tulang sepenuhnya menjadi abu. Dalam peristiwa ini, benda-benda di sekitar mangsa tidak pernah terbakar. Malah dalam beberapa kejadian, seperti tempat mangsa tidur tidak terbakar sama sekali. Di lokasi kejadian, umumnya juga ditemukan cecair seperti lemak menyelimuti langit- langit atap dan dinding. Biasanya lapisan lemak ini mencapai hingga satu meter di atas lantai. Objek-objek yang berada dalam area satu meter ini menunjukkan tanda-tanda kerosakan akibat panas, seperti cermin yang retak atau lilin yang meleleh. Umumnya peristiwa ini terjadi ketika mangsa sedang berada di dalam rumahnya sendiri dan petugas koroner yang tiba di lokasi biasanya mencium bau asap dan bau manis di ruangan tempat insiden tersebut terjadi.

Menurut saksi sebagian mangsa yang selamat, seperti Nona Susan Motteshead pada tahun 1980. Waktu itu ia sedang berada di dapur dan melihat dirinya telah diselubungi api, namun tiba-tiba api lenyap begitu saja. Dia menyatakan bahwa tidak merasakan sakit atau kepanasan ketika tubuhnya mengeluarkan api. Hal sedemikian pun diceritakan oleh mangsa (SHC) lainnya yang selamat. Keanehan inilah yang membuat kita bingung

Menurut data yang ada, umumnya mangsa memiliki kesamaan yaitu :
1. Mereka umumnya para Manula
2. Perokok dan Peminum
3. Orang yang kesepian atau hidup sendiri dalam waktu lama

Dengan adanya pola kesamaan tersebut, berbagai teori pun mulai bermunculan mengenai SHC antara lain :

Teori Alkohol :
Kerana banyak diantara para mangsa yang menjadi alkoholic dan juga beberapa klaim yang mengatakan bahwa seorang peminum alkohol dapat mencapai level dimana alkohol di darah dapat membuatnya terbakar. Teori ini dibantah kerana ethanol memerlukan konsentrasi diatas 23% untuk terbakar. Sementara itu, jika ada konsentrasi 1% saja di dalam darah manusia, maka dipastikan orang tersebut akan mati.

Teori Wick Effect/ Efek Sumbu :
Teori ini menyebutkan bahwa tubuh manusia ketika tersentuh dengan api rokok dapat menyebabkan timbulnya api yang membakar tubuh. Menurut para peneliti juga, lemak di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai substansi pembakar. Sedangkan pakaian atau rambut korban berfungsi sebagai sumbu. Sementara lemak tubuh mencair kerana panas, ia membasahi pakaian dan membuat "sumbu" terbakar secara perlahan-lahan. Ini sebabnya mengapa tubuh mereka terbakar sedangkan benda-benda sekitarnya tidak. Teori ini masuk akal, tetapi pertanyaannya adakah tubuh manusia dapat menciptakan Wick Effect ?

Teori Gas dan aliran elektrik di dalam tubuh manusia : 
Diantara semua teori yang diajukan, mungkin ini adalah teori yang paling masuk akal. Kita tahu bahwa tubuh manusia mengandung listrik dan di dalam tubuh manusia juga terdapat gas yang dapat menyalakan api. Seperti gas metana di dalam usus. Teori ini mengatakan SHC dapat terjadi ketika gas metana ini bercampur dengan elektrik di dalam tubuh. Sekali lagi, teori yang masuk akal. Namun pertanyaannya adalah, bolehkah elektrik dan gas metana di dalam tubuh dapat menciptakan api ?

Teori elektrik statik:

Teori lain mengatakan bahwa mungkin jenis pakaian mangsa telah menyebabkan timbulnya elektrik statik. Seseorang yang berjalan di atas karpet dapat menciptakan aliran elektrik dan voltannya yang cukup untuk menciptakan percikan- percikan api. Namun teori ini juga dibantah, kerana walaupun voltan elektrik yang dihasilkan cukup tinggi, tenaga yang tersimpan sangat rendah, biasanya kurang dari 1 peratus. Ini tidak cukup untuk menciptakan api.

Hingga saat ini Fenomena SHC masih misteri dan belum ada teori yang pasti untuk memecahkan permasalahan ini.

No comments:

Post a Comment